Teknologi
Inilah Garasi Tempat Google Lahir di Menlo Park California

Orator-Tangggal 27 September 2018, Google genap berusia 20 tahun. Raksasa search engine itu bernilai 800 miliar dollar (sekitar Rp 12 ribu triliun) dan memiliki 90.000 karyawan.
Mungkin tak banyak yang menyangka bahwa Google lahir di sebuah garasi yang terletak di Menlo Park, California. Pengguna Google di seluruh dunia bisa melihat langsung bentuk garasi tempat Larry Page dan Sergey Brin “melahirkan” Google tahun 1998 lalu melalui Google Street View.
Untuk melihat bagaimana bentuk bangunan garasi bersejarah tersebut secara 360 derajat, pengguna Google Maps bisa mencari tempat bernama “Susan’s Garage” atau klik pada tautan berikut.
Nama Susan diambil dari Susan Wojcicki yang berjasa menyewakan garasi rumahnya di Menlo Park kepada Page dan Brin yang kala itu berstatus sebagai mahasiswa Ph.D Universitas Stanford.
Jika dilihat, garasi milik Susan tidak seperti garasi pada umumnya, yang identik dengan ruang petak kosong berukuran pas-pasan. Garasi yang terbuat dari kayu ini tampak sedikit lebih luas, dengan beberapa perkakas rumah tangga memenuhi ruangan.
Dari fitur Street View di Google Maps , tampak ada beberapa unit komputer lawas untuk kembali bernostalgia dengan versi beta Google saat itu. Beberapa komputer menampakan display logo jadul Googe dengan antarmuka yang agaknya belum sesederhana sekarang.
Selain komputer, beberapa kabel, pipa pemanas, pengering, tumpukan perkakas rumahan tampak berserakan di “kantor” awal Google itu. Jika meneruskan penelusuran ke dalam rumah Susan, terpampang sebuah papan tulis putih dengan tulisan “Google Worldwide Headquarter” atau Markas Global Google.
Dari kamar kos ke Googleplex
Seperti dirangkum, pada tahun 2015 Susan pernah becerita bahwa ia menarik uang sewa dari Page dan Brin sebesar 1.700 dollar AS per bulan untuk menggunakan garasinya saat itu. Bahkan, Susan juga menarik deposit kemanan dari dua pendiri Google tersebut
Kala itu, Susan masih bekerja di divisi marketing Intel. Kini, Susan yang dulu induk semang Page dan Brin menjabat sebagai CEO YouTube, yang juga dinaungi Google.
Garasi Google dengan tulisan Google Worldwide Headquarter di papan tulis
Sebelum pindah ke garasi rumah Susan, Page dan Brin hanya mengandalkan kamar kos mereka di Stanford untuk mengotak-atik algoritma software yang menjadi cikal bakal Google.
Mereka berdua baru berani pindah dan menyewa garasi Susan setelah mendapat investasi dari co-founder Sun
Mycrosystems, Andy Bechtolsheim sebesar 100.000 dollar. Di tahun berikutnya, Google mendapat investasi lebih besar lagi dari Jeff Bezos, pendiri Amazon yang mengenal Page serta Brin dari salah satu pegawai Amazon.
Bezos memberikan investasi senilai 1 juta dollar AS ke Google. Saat ini, nilai investasi Bezos ke Google ditaksir bernilai hampir 4 miliar dollar AS (sekitar Rp 60 triliun).
Barulah tahun 1999, Google hijrah ke Palo Alto, dan menyewa kantor. Saat itu Google sudah membukukan pendapatan 220.000 dollar AS per tahun.
Tahun 2003, Google menyewa komplek perkantoran di Mountan View, California yang saat ini menjadi Googleplex seluas 190.000 meter persegi. Page sekarang menjabat sebagai CEO Alphabet Inc, induk perusahaan Google, sementara Brin menduduki posisi sebagai presiden perusahaan. (source : kompas techno/CNBC)
Teknologi
Google Stadia, Main Video Games Jadi Super Mudah. Kapan Masuk Indonesia?

Orator.id–Dalam gelaran Game Developers Conference (GDC) di San Francisco kemarin (19/3/2019), Google mengumumkan layanan cloud gaming service yang dinamai Stadia.
Melalui layanan ini, bermain video games jadi super mudah. Pasalnya, video games bisa dimainkan tanpa memiliki perangkat yang pada umumnya diperlukan seperti gaming PC atau konsol (Playstation dan Xbox). Hal ini dimungkinan karena video games dijalankan melalui cloud alias server yang disediakan sendiri oleh Google.
Menggunakan layanan ini, gamers bisa menikmati video games favoritnya melalui laptop, PC, TV, tablet, dan bahkan smartphone.
amun, akankan Google Stadia masuk ke tanah air? Dilansir dari The Verge, hingga saat ini Google belum mengumumkan tanggal resmi peluncurkan Stadia. Google hanya mengatakan bahwa layanan ini akan tersedia pada tahun 2019 di AS, Kanada, Inggris, dan Eropa.
Ini artinya, Indonesia tak masuk dalam jajaran negara pertama yang bisa mencicipi layanan teranyar dari Google tersebut.
![]() |
Namun jika dilihat dari sisi infrastruktur, rasanya gamers tak perlu berkecil hati. Pasalnya, infrastruktur internet di tanah air terbilang memadai untuk mendukung layanan Stadia dan mungkin pada akhirnya akan membuat Google memboyong layanan tersebut ke sini. Ya, mengingat layanan Stadia adalah berbasis streaming, tentu diperlukan koneksi internet untuk bisa menikmatinya.
Menariknya, kecepatan koneksi yang diperlukan untuk bisa melakukan aktivitas gaming dengan mulus menggunakan Stadia ternyata tak kencang-kencang amat.
Melansir The Verge, resolusi yang didukung oleh Stadia mencapai 4K atau Ultra HD (3840 x 2160/4096 x 2160) dengan jumlah Frames Per Second (FPS) sebesar 60 atau yang merupakan standar supaya video games yang dimainkan tak terasa patah-patah. Google memproyeksikan layanan Stadia akan mampu mendukung aktivitas gaming di resolusi 4K (60 FPS) dengan kecepatan internet sekitar 25Mbps.
![]() |
Walaupun kecepatan internet sekitar 25Mbps terbilang besar bagi Indonesia, perlu diingat bahwa kecepatan tersebut diperlukan jika ingin menjalankan video games di resolusi 4K atau Ultra HD. Kemungkinan besar, jika hanya bermain di resolusi 1080p yang merupakan resolusi yang umum digunakan oleh gamers di tanah air, kecepatan internet yang diperlukan akan jauh lebih rendah, apalagi kalau hanya bermain di resolusi 720p.
Katakanlah untuk bermain video games di resolusi 1080p, kecepatan yang diperlukan hanyalah setengah dari yang diperlukan untuk bermain di resolusi 4K. Maka, kecepatan internet yang diperlukan adalah sekitar 12,5Mbps.
![]() |
Dilansir dari CNN Indonesia, berdasarkan data dari Ookla, rata-rata kecepatan internet kabel di Indonesia adalah sebesar 15,5Mbps. Artinya, infrastruktur internet di Indonesia terbilang masih memadai untuk menjalankan layanan Stadia.
Semoga saja Google pada akhirnya memboyong layanan Stadia ke Indonesia mengingat adanya infrastruktur internet yang memadai dan akan ada banyak gamers yang rasanya tertarik untuk mencoba layanan tersebut.
Teknologi
Realme 3 Resmi Meluncur, Ini Spesifikasi dan Harganya

Orator.id-Realme resmi memboyong smartphone Realme 3 ke Indonesia, Selasa (12/3/2019). Realme 3 mengusung prosesor MediaTek P60 dengan harga mulai Rp 1,9 juta.
Dengan harga tersebut, Realme 3 menerapkan desain bak ponsel premium dengan bodi belakang elegan yang berbahan kaca.
Bentang layar Realme 3 sendiri berukuran 6,22 inci dengan resolusi 720 x 1.520 piksel dan aspect ratio 19:9. Ada poni dengan desain tetesan air (dewdrop) yang berfungsi sebagai rumahan kamera depan, dengan sensor 13 megapiksel.
Di bagian belakang, Realme 3 dilengkapi dua kamera dan sebuah LED flash. Masing-masing kamera memiliki sensor 13 megapiksel dan 2 megapiksel. Ada juga sensor pemindai sidik jari yang juga terletak di punggung ponsel.
Untuk hardware, Realme 3 dibekali chip Mediatek Helio P60, pilihan RAM 3 GB dan 4 GB, serta opsi media penyimpanan 32 GB atau 64 GB.
Realme 3 berjalan dengan sistem operasi Android 9 Pie dengan antarmuka khas Realme, ColorOS 6.0. Realme 3 dibekali baterai 4.230 mAh dengan dukungan teknologi pengisian daya cepat 10W.
Realme 3 hadir di Indonesia dalam dua varian warna, yaitu Dynamic Black dan Radiant Blue. Di Indonesia, Realme 3 dibanderol berdasarkan konfigurasi RAM dan media penyimpanan.
Untuk banderol harga, seperti dilansir detik.com, Realme 3 dipatok dengan harga termurah mulai Rp 1.999.000. Ponsel tersebut bisa didapatkan melalui flash sale di Lazada mulai tanggal 20 Maret mendatang.

Pembeli juga akan mendapatkan diskon sebesar Rp 200.000 untuk pembelian khusus varian RAM 3 GB/ROM 32 GB di Lazada pada masa flash sale.
Kemudian, ketersediaan offline Realme 3 di toko-toko retail di Indonesia akan dimulai pada 30 Maret.
Simak spesifikasi dan harga Realme 3 secara lengkap di Indonesia dalam tabel berikut ini.
Realme 3 | |
Ukuran layar | IPS LCD 6,22 inci, 720 x 1520 piksel, rasio 19:9 |
Dimensi fisik | 156,1 x 75,6 x 8,3 mm |
Bobot | 175 g |
Prosesor | CPU: Mediatek Helio P60, Octa-core 2,0 GHz, GPU :Mali-G72 MP3 |
RAM | 3 GB/4 GB |
Media penyimpanan | 32 GB/64 GB, bisa diperluas dengan microSD (dedicated slot) hingga 256 GB |
Kamera belakang (1) | 13 megapiksel lensa bukaan f/1.8 PDAF |
Kamera belakang (2) | 2 megapiksel, depth sensor |
Kamera depan | 13 megapiksel lensa bukaan f/2.0, AI Beauty |
Kapasitas baterai | 4.230 mAh |
Konektor | microUSB 2.0, 3,5mm audio jack |
GPS | Ya, A-GPS, GLONASS |
Kartu SIM | Dual-SIM (nano) |
Konektivitas wireless | 4G, Wi-Fi 802.11 b/g/n, Bluetooth 4.2, Hotspot |
Biometrik | Fingerprint sensor (di belakang) |
Sistem operasi | Android Pie 9.0, ColorOS 6.0 |
Pilihan warna | Dynamic Black, Radiant Blue |
Harga | Rp 1.999.000 (3/32 GB) Rp 2.099.000 (3/64 GB) Rp 2.399.000 (4/64 GB) |
Teknologi
Luncurkan Vivo V15, Ini Harga dan Spesifikasinya

Jakarta – Vivo akhirnya meluncurkan smartphone terbarunya di Indonesia, Vivo V15. Peluncurannya pun diadakan dengan sangat meriah dan diramaikan oleh artis-artis papan atas seperti Afgan, Maudy Ayunda, Prilly Latuconsina dan RAN.
Smartphone teranyar ini merupakan smartphone pertama dari Vivo yang meluncur di Indonesia yang menggunakan kamera depan dengan teknologi pop up. Tidak tanggung-tanggung, resolusinya diklaim terbesar yang pernah ada di Indonesia, yaitu 32 MP.
Kamera pop up ini sudah teruji ketangguhannya. Kamera ini mampu dinaik turunkan hingga 50.000 kali dan dapat menahan tekanan hingga 15kg. Proses naik turunnya pun cepat, hanya 0,46 detik

Maudy Ayunda menggenggam Vivo V15. (Foto: detikINET)
Untuk dapur pacunya, Vivo V15 dibekali dengan prosesor Mediatek Helio P70. Sedangkan RAM-nya sebesar 6 GB dan memori internal sebesar 64 GB yang bisa ditambah dengan slot microSD hingga 256 GB.
Penggunaan kamera pop up tentu memberikan Vivo V15 bentangan layar yang lebih luas.
Karena tidak ada notch atau pun bezel besar di bagian atas untuk tempat kamera depan, rasio bentangan layarnya mencapai 95,9%. Vivo V15 mengusung layar berukuran 6,53 inci dengan resolusi 1080×2340 (FHD+).
Tidak hanya kamera depannya, Vivo V15 juga dilengkapi dengan tiga kamera belakang yang tidak kalah canggihnya. Tiga kameranya masing-masing adalah kamera utama berukuran 12MP, kamera ultra wide 8MP dan kamera depth 5MP.
Seperti dilansir detik.com, Kamera depan dan belakangnya juga dinyatakan sangat cerdas, karena didukung fitur kecerdasan buatan (AI).
Untuk mendukung kehidupan sehari-hari penggunanya yang sering mobile, Vivo V15 disematkan dengan baterai berukuran 4.000 mAh yang dilengkapi fitur fast charging. Vivo V15 juga hadir dengan sistem operasi terbaru dari Vivo yaitu Funtouch OS 9.0.
Vivo telah membuka pre order untuk V15 yang dapat dilakukan di official store Vivo, serta e-commerce seperti Lazada, Akulaku, JD.ID, Shopee, Blibli dan Tokopedia. Harga Vivo V15 dibanderol Rp 4.399.000.